Kamis, 21 Maret 2013

Parenting : Ayah Juga Lupa

"Kebanyakan orang belum menyadari bahwa anak-anak adalah salah satu unsur umat ini. Hanya saja ia bersembunyi di balik tabir kekanak-kanakannya. Apabila kita singkapkan tabir itu, pasti kita temukan dia berdiri sebagai salah satu tiang penyangga bangunan umat ini. Akan tetapi, ketentuan Allah pasti berjalan, yaitu bahwa tabir tersebut tidak akan tersingkap selain dengan Bimbingan dan Pendidikan secara berkala, sedikit demi sedikit. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan bertahab."

As-Syaikh Muhammad al-Khidr Husain rahimahullah 
(dalam DR.M.Nur Abdul Hafizd Suwaid : 137 )



           Dengar, Nak ,"Ayah mengatakan ini saat kau terbaring tidur, sebelah tangan kecil merayap di bawah pipimu dan rambutmu yang keriting lengket pada dahimu yang lembab. Ayah menyelinap masuk seorang diri ke kamarmu. Baru beberapa menit yang lalu, ketika Ayah sedang membaca koran di ruang tamu, satu sapuan sesal yang amat sangat dan dalam menerpa. Dengan perasaan bersalah Ayah datang masuk menghampiri pembaringanmu."
         Ada hal-hal yang Ayah pikirkan, Nak," Ayah selama ini bersikap kasar kepadamu. Ayah membentakmu ketika kau sedang berpakain hendak pergi ke sekolah karena kau cuma menyeka mukamu sekilas dengan handuk. Lalu Ayah lihat kau tidak membersihkan sepatumu. Ayah berteriak marah tatkala kau melempar beberapa barang ke lantai."
          Ayah juga ingat, Nak,"Saat makan pagi Ayah juga menemukan kesalahan. Kau meludahkan makananmu. Kau meletakkan sikumu di atas meja. Kau mengoleskan mentega terlalu tebal di rotimu. Dan begitu kau mulai bermain dan Ayah berangkat naik motor, kau berpaling dan melambaikan tangan sambil berseru," Selamat jalan. Ayah !" dan ayah mengerutkan dahi,lalu menjawab,"Tegakkan bahumu!."
          Kemudian semua itu berulang kembali ketika sore hari.Begitu Ayah muncul dari jalan, Ayah segera mengamatimu dengan cermat, memandang hingga lutut, memandangmu yang sedang bermain kelereng. Ada lubang-lubang pada kaos kakimu. Ayah menghinamu di depan teman-temanmu, lalu menggiringmu untuk pulang ke rumah. kaus kaki mahal - dan kalau kau yang harus membelinya, kau akan lebih berhati-hati.!!!!!
           Bayangkan itu, Nak, itu keluar dari pikiran seoarang Ayah!.
Apakah kau ingat, nantinya, ketika Ayah sedang membaca di ruang tamu, bagaimana kau datang dengan perasaan takut, dengan rasa terluka dalam matamu ? Ketika Ayah terus memandang koran, tidak sabar karena gangguanmu, kau jadi ragu-ragu di depan pintu."Kau mau apa?" semprot Ayah.
           Kau tak berkata sepatah kata pun, Nak, melainkan berlari melintas dan melompat ke arah Ayah, kau melemparkan tanganmu lalu melingkarkan ke leher Ayah dan mencium Ayah, tangan-tanganmu yang kecil semakin erat memeluk dengan hangat, kehangatan yang telah Tuhan tetapkan untuk mekar di hatimu dan bahkan pengabaian sekalipun tidak akan mampu melemahkannya.
Dan kemudian kau bergegas pergi menaiki tangga.
          Nah, Nak," Setelah itu, koran jatuh dari tangan Ayah, dan satu rasa takut yang sangat menyakitkan menerpa Ayah.Kebiasaan dan karakter apa yang sudah Ayah lakukan dan tunjukkan kepadamu?.Kebiasaan dalam menemukan kesalahan, dalam mencerca, ini adalah hadiah untukmu sebagai seorang anak laki-laki. Bukan berarti Ayah tak mencintaimu, Ayah lakukan ini karena Ayah berharap terlalu banyak dari masa muda.            Ayah sedang mengukurmu dengan kayu pengukur dari tahun--tahun Ayah sendiri."
          Dan sebetulnya banyak hal yang baik dan benar dalam sifatmu. Hati mungilmu sama besarnya dengan sang fajar yang memayungi bukit-bukit luas. Semu ini kau tunjukkan dengan sikap spontanmu saat kau menghambur masuk dan mencium Ayah sambil mengucapkan selamat tidur. Tidak ada masalah lagi malam ini, Nak.Ayah sudah datang ke tepi pembaringanmu dalam kegelapan, dan Ayah sudah berlutut di sana, dengan rasa malu!!!
            Ini adalah bentuk rasa tobat yang lemah, Ayah tau kau tak akan mengerti hal-hal seperti ini kalau Ayah sampaikan kepadamu saat kau terjaga. Tapi esok hari Ayah akan menjadi Ayah sejati!!!!!
           Ayah akan bersahabat karib denganmu, dan ikut menderita bila kau menderita, dan tertawa bila kau pun tertawa. Ayah akan menggigit lidah Ayah kalau kata-kata tidak sabar keluar dari mulut Ayah. Ayah akan terus mengucapakan seolah-olah sebuah ritual : " Dia cuman anak kecil,anak lelaki kecil."
           Ayah khawatir sudah membyangkanmu sebagai seorang anak lelaki. Namun, saat Ayah memandangmu sekarang, Nak, Ayah liat bahwa kau masih seorang bayi. Kemarin kau masih dalam gendongan ibumu. Ayah s udah meminta terlalu banyak, sungguh terlalu berlebihan ini.
          Seabagai ganti dari mencerca orang, mari kita coba untuk mengerti mereka, Mari kita coba mengerti mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan. Hal itu akan jauh lebih bermanfaat dan menarik minat daripada kritik, dan melahirkan simapti, toleransi, dan kebaikan hati." Untuk benar-benar mengenal semua, kita harus memanfaatkan semua."
        Seperti yang dikatakan Dr. Johnson :"Tuhan sendiri tidak menghakimi orang hingga tiba tahap akhir hari-harinya."

Jangan mendjudge, mencerca atau mengeluh, dan menuduh anak bodoh !!


Catatan : Pengalaman pada masa kanak-kanak atau usia golden age merupakan penentu dalam pembentukan karakter anak, walau tidak selalu benar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar