Kamis, 04 April 2013

Masalah Tak Berujung Akhir...

         Betapa sering kita melihat orang - orang melampiaskan amarah dengan melakukan hal-hal yang cenderung kompulsif dan emosional. Tak sedikit berbagai konflik yang melibatkan massa menjadi menu yang tak sedap menghiasi meja makan bangsa ini. Atau santapan siang yang disajikan di jalan-jalan kota, tak luput kita sering melihat pengemudi sambil memukul-mukul kemudi sambil ngomel tak jelas, "Huh, macet lagi, macet lagi!"

         Terkadang, kita melihat seseorang yang sedang berjalan. Terlihat raut wajahnya kalau dia tidak mungkin untuk bisa kita ajak bicara bahkan becanda. Bahkan, tampak jelas kalau dia sedang memendam kekesalan, dan terus mengumpat serta mengeluh, "Duh, panasnya hari ini!"
          Kita mungkin punya teman satu kelas, kita ketemu setiap hari. Teman kita ini sangat menyibukkan kita setiap kali kita duduk, "Bro, banyak sekali tugas. Duh, sampai kapan ini tugas selesai ya ? itu dosennya menyebalkan sekali. Wah, aku belum mengerjakan tugas-tugas itu!!!"Dia masuk ke kelas, atau tempat kerja dengan wajah di tekuk, cemberut, kesal dan pulang pun dengan tak semangat dan dalam keadaan kecewa berat.

           Barangkali pula ia mengeluhkan tentang penyakitnya, teman dekatnya atau tentang kehidupannya yang kacau.
Singkatnya, kita harus yakin, bahwa dalam kehidupan ini kita akan selalu menemui permasalahan yang tak berujung akhir atau memiliki solusi. Oleh karena itu harus menghadapinya dengan lapang dada.

Dia berkata, "Langit tampak mendung dan menakutkan."Aku berkata, "Tersenyumlah, toh mendungnya itu di langit."Dia berkata, "Masa muda telah berlalu."Aku berkata, "Tersenyumlah, karena masa muda tak akan kembali."Dia berkata, "Hidupku yang semula dipenuhi Cinta, kini berubah menjadi seperti bagai neraka. Dia khianati janji-janjiku, setelah kuserahkan hatiku untuknya. Karenanya, bagaimana aku bisa tersenyum?"Aku katakan, "Tersenyumlah dan berbahagialah. Kalau engkau selalu membanding-bandingkannya, engkau akan menghabiskan umurmu dalam sakitnya hati."Dia berkata, "Musuh disekelilingku berteriak semakin kuat. Akankah aku ditawan sedangkan musuh disekitarku sedang dalam perlindungan.?"Aku berkata, "Tersenyumlah, Sebab, mereka tak akan menuntut dari Allah selamu Kamu tidak lebih mulia serta lebih besar dari mereka."Dia berkata, "Malam-malam menuangkan kepedihan dalam hatiku, kegalauan menghiasi dan mengiringi dari berbagai arah tak lelah."Aku katakan, "Tersenyumlah, walau engkau merasa pedih."

             Siapa tau, jika orang lain melihatmu mengeluh, mencampakkan kesulitan di belakangnya dan berucap, "Akankah engkau mendapat uang dengan mengeluh?"
Ataukah engkau akan merugi dengan bergembira dan berbahagia tanpa masalah yang berarti.

Oleh karena itu, tertawalah, karena cahaya selalu tertawa meski gelap berlapis-lapis, karena itulah kita mencintai bintang-gemintang.
Benar,nikmatilah hidup ini, jangan sampai kepribadian mempengaruhi kehidupan kamu, kebiasaan kamu, keluarga, sahabat, dan teman-teman kamu.
Apa dosa mereka yang tak tau apa-apa serta tak terlibat juga tak bersolusiJanganlah liat kembali orang - orang yg terlibat dan tak memiliki solusi.
Oleh karena itu Nabi s.a.w melarang kita meratapi jenazah almarhummah, meraung-raung dihadapan jenazah, merobek pakaian, memotong rambut, dllMemperlakukan jenazah adl dengan cara memandikan, mengnafani, mensholati, dan menguburkan,lalu mendo'akannya.Suatu ketika al-Mu'afa menukas, "Apa sekarang engkau sudah merasa hangat?""Tidak," jawab temannya.
Al-Muafa pun berkata," Lantas, apa yang engkau dapat dari keluhanmu tadi? Andai engkau bertasbih maka bacaan tasbihmu itu akan bermanfaat bagimu."


Alangkah Bijak...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar